Jl. Karang Tengah RT.03/01 Desa Pusaka Rakyat Kec. Tarumajaya Kab. Bekasi 17214

Kamis, 24 November 2011

Menag Ajak Semua Pihak Perhatikan Prestasi Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah

Bogor, (www.kemenag.go.id) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengajak semua pihak untuk memperhatikan secara khusus prestasi siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dalam hal peningkatan keilmuan dan mengembangkan bakat yang dimiliki, hingga mendapatkan prestasi yang gemilang. "Termasuk pemerintah dan khususnya para guru di lingkungan Madrasah Ibtidaiyah," ujar Menag ketika membuka acara Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni) ke II tingkat MI se Jawa Barat, di Gedung Olah Raga (GOR) Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin, (10/10).

Porseni yang diikuti 4.328 siswa dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Jawa Barat ini dihadiri sejumlah pejabat antara lain Walikota Bogor Diani Budiarto, Kakanwil Kemenag Jawa Barat H Saeroji, Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Jawa Barat Dah Saifullah dan para guru Madrasah Ibtidaiyah se Jawa Barat.

Dalam hal prestasi, Menag meminta untuk tidak membeda-bedakan antara siswa yang mempunyai bakat dan siswa yang tidak berbakat. Untuk itu, bimbingan dan arahan dari para guru penting dilakukan. Dengan bimbingan dan arahan itulah, para siswa menjadi terpacu untuk terus meraih prestasi, baik segi keilmuan maupun bidang olahraga. "Guru harus bisa membangkitkan gairah siswa dalam meraih prestasi," ujar Mantan Ketua PB PMII ini.

Menag mengatakan, prestasi dan bakat yang dimiliki oleh siswa-siswi MI banyak yang terpendam, dan tidak bisa tersalurkan secara baik. Padahal, kata Menag, bakat-bakat yang terpendam jika digali dan dikembangkan akan menghasilkan prestasi yang gemilang. "Untuk itu, guru MI jangan sampai berkecil hati, semangat berprestasi harus dikembangkan dan bisa mengukir prestasi, tidak hanya di Bogor atau tingkat Jawa Barat saja, akan tetapi ditingkat nasional," ungkapnya.

Menag berpesan kepada seluruh peserta untuk terus memacu prestasi yang membanggakan untuk semuanya, karena dengan prestasi itulah nama harum keluarga, guru, sekolah hingga bangsa Indonesia akan menyebar kemana-mana. "Ayo terus berprestasi, kalian semua adalah harapan keluarga, guru, orang tua dan bangsa Indonesia," ujarnya.

Acara diawali dengan devile parade peserta dan pertunjukan marching band dari berbagai sekolah Madrasah Ibtidaiyah se Jawa Barat, arak-arakan peserta dan para pelatih dari masing-masing sekolah ini menjadi tontonan menarik ketika para siswa berjalan beriring-iringan dengan berbagai macam atribut dari madrasah Ibtidaiyah masing-masing.

Sementara itu, Ketua Panitia Sumarjaya mengatakan, diadakannya porseni ini dengan tujuan meningkatkan prestasi dan menyalurkan bakat-bakat yang dimiliki oleh siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah se Jawa Barat. Bakat yang dimiliki oleh para siswa ini meliputi keterampilan, keilmuan dan olahraga. "Inilah ajang untuk meraih prestasi," ujarnya.

Selain itu, katanya, Porseni yang diadakan setahun sekali ini, semua biaya dikumpulkan melalui swadaya Madrasah Ibtidaiyah se Jawa Barat. Sehingga prestasi yang diraih benar-benar murni hasil dari penggalian bakat melalui ajang Porseni ini. "Kami berharap porseni ini bisa berlanjut hingga ke ajang nasional," ujarnya.
(dik)

Senin, 21 November 2011

Profil MIS. Attaqwa 20

1.      Nama Madarasah                             : MIS. ATTAQWA 20
2.      NSM / NSS / NPSN                        : 111.2.32.16.01.010 / 112022202020 / 20218811
3.      Letak Geografis                                : Daerah Pertanian
4.      Alamat                                               : Karang Tengah RT. 03/01 Desa Pusaka Rakyat
  Kec. Tarumajaya Bekasi
5.      Tahun Berdiri                                   : 1963
6.      Status Madrasah                               : Terakreditasi “A”
7.      Status Tanah                                     : Sertifikat Wakaf
8.      Luas Tanah                                       : 2.242 M2
9.      Nomor Telepon dan Kode pos      : 08128534681 / 17214
10.  Organisasi  Penyelenggara            : Yayasan Attaqwa 08

Program BERMUTU


Program BERMUTU (Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading) diluncurkan pada tanggal 18 Desember 2007. Program ini diadakan sebagai solusi untuk memecahkan berbagai masalah dalam dunia pendidikan di tanah air, seperti kelangkaan guru pada sekolah di daerah-daerah terpencil, tidak meratanya distribusi guru baik antarsekolah maupun antardaerah, beban mengajar guru, gaji guru, serta beberapa masalah lainnya. Program ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia, Pemerintah Belanda, serta Bank Dunia.

Di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, Program BERMUTU melibatkan 3 (tiga) unit utama. Ketiga unit utama tersebut berbagi peran dan tanggung jawab dalam implementasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya. Ketiga unit yang dimaksud adalah Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional (Balitbang Kemendiknas).

Dalam konteks Program BERMUTU, Ditjen PMPTK berfungsi untuk mengkoordinasikan keseluruhan program dan membuat laporan konsolidasi monitoring dan evaluasi kemajuan pelaksanaan dan hasil-hasil program. Untuk itu, Ditjen PMPTK selain sebagai salah satu Unit Manajemen Program atau Program Management Unit (PMU) pada tingkat nasional sekaligus berperan sebagai koordinator dengan sebutan Koordinator Unit Manajemen Program atau Coordinator of Program Management Unit (CPMU).

Dalam implementasinya, Program BERMUTU juga melibatkan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah kabupaten/kota tersebut dipilih berdasarkan beberapa kriteria, seperti komitmen, kelengkapan data pendidikan, profil guru, serta besaran alokasi dana pendidikan sekurang-kurangnya 20% yang mencerminkan tingkat kepedulian pemerintah kabupaten/kota terhadap pendidikan di daerahnya. Berdasarkan kriteria tersebut telah dilakukan seleksi terhadap 144 kabupaten yang memenuhi kriteria umum dan ditetapkan 75 kabupaten/kota yang tersebar pada 16 provinsi.

Program BERMUTU merupakan suatu program komprehensif, mencakup peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan guru (pre-service), peningkatan kinerja guru yang sudah bertugas (in-service), dan pengembangan profesional guru secara berkelanjutan, serta didukung monitoring dan evaluasi seluruh kegiatan, termasuk dampak terhadap prestasi siswa.

Program BERMUTU diawali dengan pembentukan Program Pilot (Pilot Project) yang dilaksanakan selama tiga tahun, mulai tahun 2006 sampai tahun 2008. Sementara itu Program BERMUTU mulai dilaksanakan tahun 2008, dan akan berakhir pada tahun 2013.

Dalam pelaksanaannya, program BERMUTU tidak hanya akan mengembangkan sendiri berbagai rancangan kegiatan, namun juga akan berkolaborasi dengan berbagai proyek internasional lain yang sedang beroperasi di Indonesia, terutama dalam meningkatkan pembelajaran yang berhasil seperti PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), Lesson Study, Multigrade Teaching, serta berbagai program lainnya.

Jumat, 18 November 2011

10 CIRI GURU PROFESIONAL


1. Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama.

2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.

3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.

4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas.

5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.

6. Punya harapan yang tinggi pada siswanya
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.

7. Pengetahuan tentang Kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.

8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.

9. Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses Pengajaran
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.

10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa
Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.

Senin, 14 November 2011

PENTINGNYA SILABUS BERKARAKTER



Bagi guru pemula bahkan mungkin mahasiswa keguruan, menyusun silabus adalah hal baru yang sangat sulit untuk dibayangkan wujudnya. Pada materi kuliah untuk pengembangan kurikulum, pastilah diberi materi tentang menyusun silabus. Akan tetapi, tidak sedikit yang mengalami kesulitan pada waktu menyusunnya agar sesuai dengan kebutuhan kurikulum sekarang ini, yaitu kurikulum KTSP atau kurikulum 2006.
Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan silabus? Agar lebih mudah untuk mendapatkan gambaran tentang silabus, Kenneth Croft (1980) mengadopsi pendapat dari makalah milik McKay tentang silabus. McKay menyatakan bahwa “….a syllabus provides a focus for what should be studied, a long with a rasionale for how the content should be selected and ordered.” Dengan kata lain, sebuah silabus memberikan fokus mengenai apa yang harus dipelajari, serta penjelasan mengenai bagaimana konten harus dipilih dan disusun.
Jadi apabila seorang pengajar akan memberikan materi pembelajaran atau melaksanakan kegiatan belajar mengajar, maka harus mempersiapkan silabus agar dapat memberikan alur yang  jelas dan pasti bagi peserta didik tentang materi yang diberikan beserta kemampuan yang harus dicapai.
Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses menyatakan bahwa silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran/tema pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Perkembangan silabus yang baru, harus memasukkan unsur pendidikan karakter di dalamnya, serta direncanakan untuk dimasukkan sebagai nilai-nilai perilaku yang harus ditanamkan kepada siswa. Mengapa nilai-nilai perilaku? Karena karakter sendiri berarti nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika. Menurut Koesoema (2007) dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Karakter”, memberikan gambaran tentang karakter sebagai berikut:


“Disini, istilah karakter dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir.”
Pendidikan karakter berarti suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) kepada warga sekolah meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga manjadi insan kamil (sempurna). Kaitannya dengan penyusunan silabus, pendidikan karakter atau penanaman nilai-nilai tersebut semakin diperjelas dalam bagian isi silabus. Seperti yang telah diungkapkan oleh Koesoema tentang makna karakter yang dianggap sama dengan kepribadian, maka pendidikan karakter hampir sama pula dengan mengajarkan kepribadian.
Langkah-langkah menyusun silabus adalah sebagai berikut:
  1. Petakan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
  2. Pilihlah dan tentukan materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dengan mengacu atau  menggunakan sumber belajar
  3. Merancang kegiatan pembelajaran dengan mengggunakan metode pembelajaran yang sudah banyak digunakan. Buatlah kegiatan pembelajaran tersebut semenarik mungkin dan dapat memotivasi siswa untuk siap belajar.
  4. Tentukan indikator pencapaian agar lebih mudah merancang penilaiannya.
  5. Susunlah penilaian dengan menyertakan teknik yang digunakan, bentuk instrumen, dan berikan contoh soal.
  6. Alokasikan waktu kegiatan pembelajaran. Sesuaikan dengan materi yang akan diberikan.
  7. Masukkan sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa buku yang digunakan, CD, kaset, atau website.
  8. Dan terakhir tentukan nilai karakter apa yang harus ditanamkan melalui materi yang diberikan tersebut.

PPDB online

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India